Bahasa dan Sastra Indonesia

Karena Dingin Jadi Konyol Karya Yuliana Maesarani

       Pagi itu adalah hari dimana Rani akan tes kesehatan sekaligus daftar ulang di perguruan tinggi tempat ia lulus. Niat dari rumah sudah bagus "semoga proses tes kesehatan dan daftar ulangnya berjalan lancar". Rani pun berangkat dari rumah pagi-pagi sekali dengan mengendarai sepeda motor tanpa memakai jaket. Alhasil, udara dingin pagi itu membuatnya menggigil setelah sampai di tempat tujuan. Sebelum tes kesehatan, ia berencana untuk
berjemur sebentar agar tubunya menjadi sedikit hangat. Namun karena ia melihat sudah banyak orang yang duduk dan berkumpul di tempat tes tersebut, jadi ia mengurungkan niatnya untuk berjemur karena takut jika nantinya akan banyak orang yang mengantri.
       Dengan PDnya Rani melangkah menuju tempat tes kesehatan, sambil berjalan ia memandangi orang-orang yang sedang duduk di pinggir lantai itu satu persatu, berharap kalau diantara mereka ada yang ia kenal. Namun sampai di depan pintu masuk, ia tak menemukan satu pun orang yang dikenal. Jadi ia melanjutkan perjalanannya menuju tempat registrasi dengan tubuh masih kedinginan.
       Dibukanya pintu kaca itu pelan-pelan, dan tepat di depan pintu itu terdapat beberapa orang yang duduk manis lengkap dengan meja dan perlengkapannya. Salah seorang yang duduk di kursi yang lengkap dengan meja itu mempersilahkan Rani untuk duduk. Yap, mereka adalah para petugas tempat ia akan melakukan registrasi sebelum tes dilakukan. Rani pun duduk dengan sigap.
       Petugas yang tepat di depannya itu pun bertanya,
"Mau tes kesehatan dek ?" Tanyanya.
"Enggak !" Jawab Rani spontan.
Lalu petugas yang di depan Rani itu tertawa sambil melirik ke arah temannya yang kebetulan ada di beakangnya, Rani bingung kenapa ia tertawa. Dan petugas itu bertanya lagi,
"Adek mau tes kesehatan ?" Tanyanya lagi dengan nada agak sedikit pelan dari sebelumnya.
"Oh iya !" Jawab Rani lagi tanpa merasa ada yang salah.
"Loh, tadi katanya enggak" ledek petugas itu sambil tertawa.
"Oh, kirain tadi nanya saya masuk kesehatan apa enggak !" Jawab Rani salah tingkah.
Petugas itu pun kembali tertawa bersama temannya. Rani merasa malu sekali.
       Ternyata, Rani salah dengar saat petugas itu pertama kali bertanya. Rani pikir petugas itu bertanya "masuk kesehatan dek ?", tapi ternyata petugas itu mengatakan "mau tes kesehatan dek ?" Dan itulah alasan kenapa petugas dan temannya itu mentertawakan Rani. Sebenarnya Rani tidak bermasalah dengan pendengarannya, hanya saja karena dia masih merasa kedinginan, jadi dia kurang jelas dalam mendengarkan.
       Kejadian singkat itu membuat Rani menjadi kehilangan rasa PDnya. Tapi beruntung petugas itu berhenti tertawa dan melanjutkan tugasnya mengisi biodata Rani. Setelah itu, Rani diminta untuk bergeser ke meja sebelahnya lagi untuk membayar uang administrasi. Rani pun beranjak dari tempat duduknya itu dan berpindah ke tempat duduk lain. Ia merasa sedikit lega karena tidak lagi berhadapan dengan orang yang mentertawainya itu.
       Di tempat pembayaran uang administrasi itu, Rani diminta untuk menanda tangani sebuah kwitansi dengan pulpen petugas itu sendiri. Setelah tanda tangan, Rani kembali diminta untuk mengisi biodatanya pada sebuah lembaran. "Gampang, tinggal isi biodata aja terus selesai" pikirnya.
       Karena merasa repot jika harus mengambil pulpen dari dalam tasnya, jadi Rani dengan sigap mengambil salah satu pulpen dari beberapa pulpen yang tertata rapi di depannya. Ketika akan membuka tutup pulpen tersebut, tiba-tiba petugas administrasi yang di depannya itu berkata "#@?!-*&$%\?@#**". Rani kembali tidak mendengar perkataan si petugas, namun petugas yang tadi mentertawakannya itu kembali tertawa sambil melihatnya. Rani pun bingung, "ada apa lagi nih" katanya dalam hati.
       Mengingat kalau tadi petugas administrasi yang di depannya itu mengatakan sesuatu, jadi ia pun merespon,
"Iya ?" Respon Rani.
"Dijual !" Kata petugas itu sambil menunjuk ke arah tempat pulpen yang tadi Rani ambil.
Rani pun sontak melirik ke arah tempat pulpen yang diambil tadi, dan ternyata disana tertulis,
"DI JUAL,  Rp.2000".
Dengan rasa malu, Rani pun menutup kembali pulpen yang diambilnya itu lalu menaruhnya kembali ditempatnya semula sambil berkata,
"Oh maaf, nggak liat" sambil nyengir Rani membuang muka.
       Setelah itu dia beranjak dari tempat duduknya meninggalkan semua petugas yang pagi itu membuatnya merasa bodoh.
       Mungkin pagi itu tak akan seburuk itu jika seandainya Rani tidak kedinginan, jadi penyebab kekonyolan pagi itu adalah karena kedinginan. Dan Rani berharap semoga ia tidak akan bertemu lagi dengan petugas yang selalu mentertawakannya itu. Atau jika nantinya mereka bertemu lagi, semoga petugas itu tidak mengingat kejadian yang terjadi pagi itu.

Lombok Timur, 31 Juli 2015
0 Komentar untuk "Karena Dingin Jadi Konyol Karya Yuliana Maesarani"

Back To Top