Bahasa dan Sastra Indonesia

Cakep sih, tapi…Karya Chitra Sari Nilalohita



” Besok jadi ketemu ya… “ aku tersenyum sumringah mendapati pesan singkat yang baru saja kuterima. Pesan itu dari Andy, cowok yang baru kukenal di pesbuk dua minggu lalu. Sebetulnya dari awal kenalan, do’i udah ngebet banget minta ketemu, nggak tau ya kenapa…mungkin terpesona sama poto propilku yang kece badai itu lhooo, tapi aku pasang kuda-kuda dan sikap waspada tingkat dewa,
aku sering liat tuh di tipi-tipi, banyak penculikan yang mengambil korban lewat pesbuk.. emang sih muka aku nggak cakep-cakep banget, (angker dikit). Tapi seenggaknya aku masih inget petuah dari nenek sebelah rumah :
 “ jadi wadon (baca: perempuan) kudu ati-ati neng “ hehehe..ya itulah nasehat keramat yang masih aku ingat hingga saat ini, bagian yang paling kuingat adalah ekspresi penuh semangat menggebu-gebu dari sang nenek yang kala itu sambil ngulek sambel rujak- Aku manggut-manggut tanda setuju dengan nasehat sang nenek, dan diam-diam merekam kata-kata nenek ajaib itu dalam hati.
Anyway… balik lagi dengan pesan singkat Andy, dengan sigap aku menekan tuts-tuts keypad henpon jadulku. (maklum, aku nggak ngerti pake hape touch screen)
“oke, jam berapa? Di mana?” aku sengaja menambahkan emoticon biar keliatan lucu
“maunya ?” tanyanya balik. Aku jadi geram… nih orang minta ditimpuk batu bata kali ya.
“terserah “ kataku singkat.
“hehe..yaudah besok jam tujuh malem di Sepel deket kampusmu aja ya” balasnya cepat, aku bersorak kegirangan. Yeaaay, aku sudah membayangkan bakal makan yang enak-enak dan bernilai gizi tinggi. Lumayan kan, perbaikan gizi.
“oke, boleh aja “ balasku lagi, sms-an terhenti sampai disitu. Aku tak sabar menunggu makan enak-enak besok.
*
Hari bersejarah yang aku nantikan telah tiba, malam ini aku udah siap-siap buat ketemuan sama makhluk asing itu. Baru saja kaki ini ingin melangkah ke sepen elepen, tiba-tiba hp antikku bergetar. One message from Andy!
“Ra, kita ketemuan di halte depan kampusmu ya, nanti barengan ke sepelnya” katanya.
“ya” balasku singkat
okeee…aku memutar arah, berdiri di halte depan kampus yang nggak ada bangkunya. Lamaaaa banget tuh makhluk asing nongolnya, sampai-sampai penghuni halte udah gonta-ganti jenis. Dari yang nunggu bis lewat, nunggu pacarnya, nunggu gebetannya, sampai yang nunggu tukang cilok juga ada.
“ lama banget, dimana sih? “ aku udah nggak sabar dan memutuskan untuk mengirim sms padanya.
“ iya bentar ya Ra, macet nih “ jawabnya. Hadeeeehhh… males deh kalo kayak gini, aku paling bete sama orang yang nggak tepat waktu. Nggak punya jam dinding kali ya di rumah.
Dua puluh menit kemudian aku udah berubah jadi artefak, eh enggak deh maksudnya udah bete bin bosen bin boring bin titan.
Tiba-tiba sebuah motor bebek yang dikendarai makhluk ber-helm SNI itu mendarat tepat didepanku. Aku menaruh curiga kalo dia adalah Andy, menurut fotonya yang aku liat di pesbuk sih gitu.
“Ra…” sapanya. Tuh kan bener. Ia turun dari sepeda motornya, membuka helm-nya, dan berdiri di sampingku. Gileee..nih orang tinggi bener, aku berasa ciut dan tenggelam jadinya, aku mengutuk diriku yang malas olahraga, jadilah tubuhku tumbuh memuai kesamping.
“iya. Andy ya?” jawabku basa basi. Aku mengamatinya dari atas sampai bawah, tubuhnya mesomorf, lebih cocok jadi atlet daripada jadi apoteker nanti, kenapa juga dia ngambil jurusan gituan ya.
“yaudah yuk…” dengan segera ia sudah duduk nggak manis di jok motornya, memberi aba-aba padaku untuk ikut naik diboncengnya.
Singkat cerita kami (aku dan makhluk bernama Andy) tiba di sepel. Sambil berjalan aku terus mengamatinya. Selain tubuh yang atletis, wajahnya juga cakep…ya mirip-mirip dikitlah sama tokoh Jacob Black di film Twilight.
Sampai di dalam, kami muter-muter keliling-keliling nggak jelas. Aku mulai berfirasat buruk jadinya.
“ mau beli apaan sih?” kataku.
“cari minum aja, aku udah makan” katanya datar. Gila! Baru kali ini nemu cowok yang nggak ada basa-basinya. Nawarin makan kek, apa kek.
“eh kamu mau apa? “ tanyanya kemudian. Nah gitu dong, ada inisiatif
“mau makan” kataku seraya menunjuk gambar potongan ayam tepung besar yang terpampang di dinding.
“aduh Ra, ini udah malem. Nggak usah makan ya. Nanti kamu gendut” ucapnya datar. Hah? Aku semakin geram, hampir saja aku melepas sepatuku untuk menyumpal mulutnya. Sabaaar..sabaaar..
“iya yaudah aku mau ngemil aja ya” kataku ketus.
“Ra… makanan berkemasan itu mengandung bahan pengawet loh. Nggak baik untuk kesehatan” ucapnya lagi. Aku mau meledak rasanya, sekarang ingin sekali aku dorong dia lewat jendela lantai dua ini.
“yaudah deh, terserah mau beli apa. Aku tunggu disitu” aku melangkah di salah satu kursi yang masih kosong, kulampiaskan marahku dengan main game Tekken di Hp.
“ayo Ra, kita ngobrol-ngobrol” aku mendongak, wajahnya tersenyum lebar. Ia meletakkan dua botol air mineral 750ml di atas meja. Gila, kalo air kayak gini sih banyak banget di kosan aku -_-
“nah, air mineral itu baik untuk kesehatan. Banyak-banyak minum ya Ra…” tukasnya.
Aku melongo. Jadilah kami dua sejoli yang duduk terpekur dengan dua botol air mineral. Nggak lagi-lagi deh ketemu sama orang ini. Cakep sih, tapi…. Dasar peliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttt!

Depok, 26 Agustus 2015

Related Post:

2 Komentar untuk "Cakep sih, tapi…Karya Chitra Sari Nilalohita"

Back To Top