Matahari bergerak menuju ufuk barat, menyajikan tirai siluet
jingga. Adzan sudah berkumandang menjadi panggilan bagiku dan teman serumah
untuk mengakhiri sejenak kegiatan untuk melaksanakan ibadah Magrib di musola
yang letaknya agak jauh di ujung jalan gang sebelah timur. Kami pun biasa
berangkat dan pulang dengan berjalan bersama.
Saat pulang di jalan, aku dan temanku bertemu dua
pengamen waria. Mereka menyanyi di depan salah satu rumah, tentu sambil
berteriak mengharapkan recehan datang. Salah seorang temanku yang penasaran
mengajak lainnya berhenti untuk melihat tingkah dua waria yang menembangkan
lagu Alamat Palsu dari Ayu Tingting yang saat itu sedang terkenal. Apalagi saat
sampai di bagian lirik ini.
...Ke sana kemari membawa alamat
Namun yang kutemui bukan dirinya
Sayang...yang kutemui
Wanita palsu
Mendengar lirik itu, aku dan teman-temanku bergegas pergi
dari situ sambil menahan tawa yang nyaris meledak di ujung mulut. Namun belum
jauh kami melangkah, tiba-tiba dua waria tadi sudah ada di belakang.
“Eh, ada berondong lewat,” ujar salah satu waria.
“Iya nih. Pakai sarung lagi. Ganteng deh, bikin gemes,”
timpal waria lainnya.
O o. Seketika keadaan
menjadi kacau balau. Kami semua menjadi mainan wanita palsu, ups dua waria itu
dan malah menjadi tontonan lucu bagi orang-orang yang melihat kejadian ini.
Mulai colekan, cubitan, hingga yang parah usaha melepas sarung adalah berbagai
serangan mereka.
“Eya, eya, eya...” teriak beberapa orang yang melihat
kami. Bisa terbayang betapa malunya. Duh!
Beruntung setelah melewati perjuangan yang sebentar aku
dan lainnya bisa lolos. Dengan langkah seribu, kami bisa selamat dari godaan palsu
menuju surga, eh rumah maksudku. Tiba di rumah, aku dan temanku tidak bisa lagi
menahan tawa. Tidak peduli dada masih berdegup kencang setelah lepas dari
bencana memalukan.
Akhirnya
seperti yang diucapkan pesepakbola Atep di sebuah iklan minuman penyegar, “Ayem
tentrem...”
Surabaya, 26 Mei 2014
0 Komentar untuk "WANITA PALSU Karya K. Himawan Kunarto"