Bahasa dan Sastra Indonesia

Si Jono Karya Mariani Umaimi Hasibuan



Jono adalah murid baru di kelas 2 SMA. Meskipun baru seminggu masuk di sekolahnya, namun desas-desus mengenai dirinya sudah tercium kesemua teman dan guru, kalau Jono adalah murid yang terkenal bego tapi  jujur.
Musim ulangan sekolah pun tiba.
Semua guru mata pelajaran harus memberikan ulangan. Ulangan yang berlangsung hampir satu minggu itu, dilalui Jono hari demi hari dengan berbagai kegiatannya yang selalu buat ulah. Dan seperti biasa Jono selalu mengumpulkan kertas ulangan  paling akhir.
Di hari terakhir ulangan, mata pelajaran matematika. Kali ini tingkah Jono sangat berbeda. Jono tidak seperti hari kemarin. Suasana kelas kali ini tampak tenang. Jono dengan santainya pun mengerjakan ulangan tersebut. Hal yang lebih mengagetkan lagi buat teman-teman dan gurunya adalah, Jono mengumpulkan kertas ulangan terlebih dahulu dari pada teman-temannya. Bu Retno yang mengawas juga kebetulan guru baru, langsung memuji kecerdasan Jono. Bu Retno beranggapan bahwa Jono adalah murid yang pintar.
“kamu sudah selesai mengerjakannya Jono” tanya Bu Retno
Dengan tenangnya Jono menjawab “sudah Bu.. bahkan saya sudah memeriksanya kembali sampai berulang-ulang kali”
“bagus.. berarti kamu murid yang cerdas, saya suka murid seperti kamu” puji bu Retno.
“tidak Bu.. justru malah sebaliknya”      
“Jono.. Jono., kamu ini merendah sekali, ciri- ciri orang cerdas memang seperti kamu, selalu merendahkan dirinya” tambah Bu Retno
 “sekarang kamu masukkan lembar soal dan jawaban kamu kedalam map itu” sambung Bu Retno sembari menunjuk map merah tanpa memeriksa lembar jawaban Jono.
“apa saya boleh keluar sekarang” tanya Jono
“silahkan”
Semua teman-teman Jono seperti orang yang terhipnotis melihat Jono hari ini. Bagaimana mungkin Jono bisa mengerjakan soal mate-matika secepat itu. Sementara Bu Retno yang belum mengetahui, beranggapan kalau Jono murid yang cerdas dan pasti tadi malam Jono belajar hingga larut.
Beberapa hari kemudian..
Bu Retno dan Pak Gali, yang merupakan guru matematika dan kewarganegaraan di kelas Jono, memanggil Jono untuk menghadap mereka di kantor. Dengan santai Jono menghadapi kedua gurunya itu.
“Jono.. apa kamu tau kenapa kamu dipanggil kemari?” Pak Gali memulai pembicaraan.
“tidak Pak.. Bu..”
“Kamu lihat ini lembar jawaban Kamu” Pak Gali yang mulai emosi menyodorkan lembar jawaban mata pelajaran Kewarganegaraan milik Jono.
“Sekarang Kamu jelaskan..” sambungnya “apa maksud dari jawaban Kamu ini”
Dengan jujur Jono menjawab pertanyaan Pak Gali “oh.. ini Pak.. kemarin saya sudah berusaha mencari jawaban dengan mencontek sama teman-teman yang lain, tapi semua teman yang Saya tanya, mereka pada jawab tidak tahu. Ya sudah akhirnya saya pasrah dan Saya tulis dilembar jawaban Saya “kalau teman-teman Saya yang pintar saja tidak tahu, apalagi Saya.., jadi begitu Pak..”
Pak Gali menggeram “Jono..”
“sekarang giliran Saya yang bertanya” Bu Retno memulai pembicaraan. “kenapa Kamu tidak mengisi ulangan matematika kemaren” sambungnya lalu memperlihatkan lembar jawaban milik Jono “kamu lihat ini.. mana jawaban kamu, kamu cuma menuliskan soalnya saja, pantesan kemaren kamu cepat selesai, ternyata hasilnya seperti ini” Bu Retno mulai sedikit emosi.
“saya kan sudah menjawabnya Bu..”
“mana jawaban Kamu, saya tidak melihatnya” ucap Bu Retno sambil membetulkan kacamatanya yang melorot.
Jono mengambil lembar soal dan menjelaskan “begini Bu.. soal yang ibu buat kan seperti ini..            (x - 1)2 + (y + 5)2 = 25, nah.. disitukan sudah ada jawabnnya Bu.. 25, jadi kita tidak perlu lagi susah-susah buat cari jawabannya”
“Jono... maksudnya bukan seperti itu..” Bu Retno juga menggeram **
Malam hari pukul 7, Jono sudah berada di rumah Bu Retno untuk mendapatkan pelajaran tambahan, dengan ancaman tidak naik kelas, akhirnya jono mau. Baru 30 menit mereka belajar, Jono sudah bosan dan minta izin pulang. Awalnya Bu Retno tidak memberi izin. Tapi begitu mendengar suara motor Pak Gali, Bu Retno mengizinkan. (Maklum, Pak Gali yang merasa duren alias duda keren naksir Bu Retno yang juga Janda)
“kamu boleh pulang sekarang, tapi ada syaratnya”
“apa Bu..” Jono semangat
“di depan ada Pak Gali.. Kamu bilang ke dia, kalau Saya sudah tidur”
Jono merapikan tasnya dan keluar. Pak Gali heran kenapa Jono bisa ada di rumah cewek incarannya.
“Jono.. Kamu kenapa bisa ada disini, kamu naksir Bu Retno juga ya..” raut wajah Pak Gali terlihat cemburu, karena takut kalah saing. Jelas saja Jono lebih keren.
“saya cuma belajar tambahan Pak..”
Raut wajah Pak Gali kembali sumringah “oh.. berarti Bu Retno ada kan”
“maaf Pak.. tapi tadi kata Bu Retno, dia sudah tidur”
Pak Gali terpelongo, sementara bu Retno yang menguping dari balik jendela menggeram dengan mengepalkan kedua tangannya.. “Jono...” (masa iya orang tidur bisa ngomong) ** Selesai
Marbau, 2 September 2015
0 Komentar untuk "Si Jono Karya Mariani Umaimi Hasibuan"

Back To Top