Bahasa dan Sastra Indonesia

Berkah Di Bawa Sedekah Karya Hafiyyan Rofiif

Pak Berkah dan bu Sedekah,pasangan muda yang terlalu lama menikah. Mungkin karena di paruh waktu,pasangan tersebut tak pernah di karuniai seorang anak-anak laki-laki pinta pak Berkah. Sedangkan si bu Sedekah meminta anak perempuan katanya, biar bisa bantu-bantu beresin rumahnya yang kadang-kadang tak terurus itu.Hidup di ambang kecukupan serba ada,walaupun begitu tak hayal
pak Berkah dan bu Sedekah menggratiskan dagangannya katanya sih sedekah, cibir-cibir oleh tetangga.Walaupun begitu anehnya tak pernah mereka kelaparan ataupun kehausan dalam satu hari, ataupun berbulan-bulan walaupun memang, mereka tak mendapatkan sepeserpun dari upah penjualan mereka. Orang-orang yang iba memberinya sesuap uang sebenarnya mereka tolak tetapi apa boleh buat yang namannya rezeki memang datang tiba-tiba rugi dong kalau kita mengabaikan rezeki yang telah dikaruniakan.

Suatu ketika pak Berkah merasa frustasi bukan karena terlilit hutang ataupun belum makan tetapi semua memang telah di kabulkan,kecuali anak yang menjadi idaman sejak dulu tak pernah mereka punyai.Sambil menggebrakkan meja pak Berkah memaki-maki istrinya yang sedang menikmati acara TV.
“Braaak !!!”
“Ada apa sih pak,malem malem kunaon atuh kok tiba-tiba gebrak gebrek meja? Makan udah
,kopi udah apalagi sih pak?” Tanyanya sambil menoleh ke belakang
“Aku stress bukde,opo to usahane awak dewe iku sia-sia? Aku yo wes dongo,aku yo wes usaha nganti keleleren turu wengi-wengi hanya menginginkan anak laki-laki wae bukde kok uangelmen gumun aku !” jawabnya sambil cengengesan
“Halah pak’e kiy,aku kira apaan westo pak gak usah khawatir pokek’e kita wes usaha yo wes to?” sambil mengelus pundaknya pak Berkah
Lalu sambil menyeruput kopinya pak Berkah memikirkan sesuatu,
“Brakk !!!”
“Opo maneh seh pak,perasaan jum’at masih lama deh” Tanyanya sambil nyindir
“Kita ke dukun aja lah buk,aku bingung kalau kita tak ada seorang anak pewaris kita bukde !” jawabnya sambil memgang kepalanya yang nut-nutan
“Astaghfirullah pak’e !! dukun? DUKUN,pikiranmu mek kwi tok pak’e terserah mau kesana kesitu bukde gak mau tahu,pokok’e dukun kwi MUSYRIK” jawabnya sambil agak menahan emosi
Tanpa bicara pak Berkah pun mendobrak meja lagi lalu pergi mengambil kunci montornya sambil berteriak “AKU KE MBAH PAIJAN DULU BUKDE !!!”
Mbah Paijan seorang dukun terkenal didesanya dia dipercaya dapat menyembuhkan orang-orang yang sedang kesusahan seperti yang belum bisa mengandung seorang anak. Tapi entah desas desus sekarang ini Mbah Paijan katanya pernah memerkosa seorang anak SMA yang ingin menggugurkan kandungannya,tapi dengan keras kepalanya pak Berkah pun berangkat walaupun sudah beberapa kali dingitakan oleh bu Sedekah.
Seperempat perjalanan pun pak Berkah sebenarnya masih menaruh keraguan apakah memang manjur bener dukun itu? Tiba-tiba tak terduga sebuah kucing menyebrang dan membuat kaget pak Berkah hingga ia mengerem montornya hingga terpental kedepan maklum saja motor bebek yang dikendarai pak Berkah sudah usang dan perlu diperbaiki.
“Bruuukk !!!Astaghfirulllaaahh !!!” teriak pak berkah
Lalu semua warga yang ada di sekitar bergerumun lalu membopong pak Berkah ke tepian,tangannya berdarah karena terkena aspal jalan yang tajam.
“Cepat…cepat ambil air putih !!” teriak warga
Pak Berkah yang sudah terkenal ke penjorok desa karena kedermawaannya tak segan-segan para warga ikut membantu dan mengobati luka pak Berkah.
“Pak,jenengan pun baikan?” tanya salah satu warga
“Uhuk..uhuk ehh….
Al-Alhamdulillah, makasih udah mau membantu bapak”
“Gak apa-apa pak biasanya kami juga terbantu dengan sembako yang percuma-Cuma di berikan oleh kami,ngomong-ngomong pak Berkah mau kemana kok terburu-buru,kok tiba-tiba ngerem mendadak itu?”
“E… Anu…,  Mau ke Swalayan deket sini nih,eh ada kucing trus kulo ngerem montor ipun tasik usang kulo kepental” jawabnya
Dia tahu apabila dia menjawab yang sebenarnya maka dia akan tidak dianggap lagi orang yang berakhlak karena keinginanya untuk mengunjungi dukun.
“Loh !emangnya tadi ada kucing pak,kelihatannya kami tak melihat apapun di samping montor bapak?”
Degg… seakan jantung pak Berkah berhenti,dia coba mengulang saat sebelum ia terbaring disini,dia memang melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa kucing besar berwarna hitam melintas tepat di bawah roda montornya.Jangan-jangan itu kucing jadi-jadian pikirnya.
Sore hari dengan awan merah merona,dengan wajahnya yang muram pak Berkah membawa montornya yang rusak ke bengkel tak jauh dari situ. Tiba-tiba ia di kejutkan dengan seorang pengemis yang mengadahkan tangannya meminta uang,tak seperti biasanya pikiran pak Berkah telah diracuni oleh kegeoannya karena ia selama ini bersedekah tak menghasilkan apapun,sehingga ia hanya berpaling pada pengemis itu sambil mengacuhkannya.
Esok harinya,keanehan pun terjadi hari-hari dagangan yang biasanya laris menjadi sepi tanpa pembeli. Menambah kesetressan pak Berkah sehingga ia mondar-mandir samping tokonya sambil komat kamit membaca sebuah kertas di tangannya.
“Pak’e ki nyapo to,dagangane adewe ki kat dek wingi ndak enek seng tuku ilo malah komat-kamit ngalor ngidul moco opo kwi surat cinta ye?” tanya bu Sedekah sinis
“Waduh bukde aku yo berusaha,iki woconen doa penglaris dari mbah Paijan ben dagangane adewe laris maneh !” jawabnya sambil terus melihat kertas
“Dukun maneh… dukun maneh aku kan sudah bilang pak’e,lak mbahmu Paijan kwi cuman omong kosong. Lagian kwi musyrik pak’e kene tak guwak’e kene paling kwi goro-gorone ndak maleh laris dagangane awakdewe” sambil mencoba merebut kertas dari pak Berkah.
“Jangan lo,ini juga doa sebagai penghasil keturunan juga bukde ben awakdewe duwe anak !” jawabnya sambil merebut kertasnya kembali
Cekcok pun tak terhindarkan,saling rebut merebut kertas pun tak di indahkan. Sehingga kertas itu ditiup angin yang kencang sehingga tergeletak ke jalan. Seorang pengemis yang tak asing lagi bagi pak Berkah mengambil kertas itu lalu menyobeknya. Dikejarnya pengemis itu tetapi apa daya pengemis itu telah menghilang saja seperti hantu.
Ditengah keputusasaannya ia melihat kucing hitam yang juga tak asing lagi bagi pak Berkah seperti sedang kelaparan mengeong kesana kemari,kemudian dengan naluri keibaan serta ia ingat perkataan istrinya,pak Berkah pun tanpa pikir panjang ia langsung mengambil ikan teri sisa makanannya pagi tadi.  Lalu memberikannya kepada kucing hitam kelaparan itu seketika itu pak Berkah menyadari bahwa selama ini ia memang sangat egois,padahal ada yang lebih membutuhkan dari pada kita tetapi mengapa kita selalu egois dan mementingkan keinginan kita,padahal sesuap nasi pun sudah kita makan sadar atau tidak sadar pasti ada yang belum makan. Sehingga wajar kenapa Sedekah itu sangat di sunnahkan sehingga umat muslim semua dapat merasakan alangkah hebatnya sedekah itu.
“Ya Alllah Astaghfirullah, !!” teriak pak Berkah
Teriakannya sampai terdengar oleh bu Sedekah sehingga ia berlari menemui pak Berkah.
“Ada apa to pak’e,ono opo kok mebngok-mbengok tengah dalan ki?” tanyanya
“Aku khilaf bu,pener omongane sampeyan lak sedekah iki memang hebat tenan. Aku dung menyadari koyok iku tetapi iki memang gawe ati tentrem.” Jawabnya dengan merundukan wajahnya
“Ya,Alhamdulillah pak’e wes tobat. Iyo to pak’e sedekah iku memang hebat membuat orang kelaparan menjadi kenyang itu adalah perkara yang hebat lo—“jawabnya
“Loh kenapa bukde? Kok kelihatannya gak enak badan gitu?”
“Enggak tau nih,sejak kemarin rasane pengen muntah ae !” jawabnya sambil menahan muntah
Setelah itu keluarga pak Berkah pun semakin harmonis,mereka dengan ikhlas lagi menyedekahkan dagangannya kepada orang lain yang membutuhkan. Semenjak mual-mual itu Bu Sedekah ternyata postif Hamil senhingga membuat pak Berkah semakin gembira dan bersyukur apa yang Allah SWT  telah anugrahkan. Semenjak itu juga keluarga pak Berkah mendapat julukan “Berkah di Bawa Sedekah” yang berarti kesedekahan membawa sebuah keberkahan.
Tulungagung,8 September 2015
1 Komentar untuk "Berkah Di Bawa Sedekah Karya Hafiyyan Rofiif"

wah bagus sekali, berkah memang akan semakin bertambah klo kita bersyukur..

Back To Top