Bahasa dan Sastra Indonesia

Beranilah untuk Bercermin!



Buah Pena : Indriani Okfri Auralia

Tetesan keringat hampir merembas tubuh ini
Bagai kabut yang menghilang di siang hari
Aku tertidur tanpa menyadari
Semua terlelap dengan sendiri dan berjalan tidak pernah berhenti

Seakan bisu tidak pernah Aku mengerti

Memang, bagai burung yang tahu apa itu sarang
Tapi tidak punya nyali untuk keluar
Hari ini, laksana diri dijatuhi bintang
Seketika tengokkan tau arah untuk memandang
Aku mulai belajar lambang bunyi sakral yang tak bisa dimainkan

Berintreaksi saling mengerti lalu berkeliling dengan kebanggaan negeri
Aku mulai mengerti ketika bahasa mulai merajai
Diri dengan bimbang berbaring, sudah tidak ada lagi
Aku beranikan diri! Menengok mereka seraya bercermin tidak tahu diri dengan bahasa milik bangsa sendiri, Aku pergi.



Jatinangor, 10 September 2015
0 Komentar untuk "Beranilah untuk Bercermin!"

Back To Top