Bahasa dan Sastra Indonesia

Plok-plok Hore karya Iklima Syafitri


Cerita ini terjadi sekitar 3 tahun yang lalu, saat saya masih duduk di bangku Sma kelas XII Ips 1 di Sma N (teeett, di sensor ya) Pekanbaru. Saya memilki sahabat sebut saja namanya anggi dan memey. Kami selalu kemana-mana bertiga kemana pun itu. kami bertiga sangat akrab dan juga terkadang terjadi perselisihan karena kesalahapahaman serta kecemburuan sosial.

            Kelas XII merupakan detik-detik penentuan untuk menamatkan Sma. Waktu trus merangkak menelan tanggal-tanggal yang mulai berguguran dari kalender. Tidak terasa waktu semakin dekat, Try Out telah dilaksanakan 3 kali. Saya dan teman-teman tetap saja bermain. Namun, kami tetap belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita yang akan kami torehkan di Tanah Air Indonesia tercinta ini. Yapss, menjadi guru yang bisa memberikan ilmu kepada murid dan mencerdaskan anak bangsa.
            Saya dan kedua sahabat saya mempunyai pengalaman yang sangat lucu dan juga membuat sang guru yang kebetulan saat itu guru yang  setengah baik  kali ya...??? ehehehe, marah kepada kami bertiga karena kami terlambat masuk kelas, malah ketawa-ketiwi saat masuk ke dalam kelas disaat pelajaran tambahan Geografi yang diajar oleh guru Tiwi tersebut.
            Cerita ini bermula ketika saat jam pelajaran tambahan Geografi yang di ajarkan oleh buk Tiwi tersebut. Ketika kami sedang belajar, waktu shalat ashar masuk, kami bertiga pun meminta izin untuk shalat terlebih dahulu kepada guru tersebut, sambil membawa mukenah masing-masing kami pun keluar dari ruangan kelas itu. setelah keluar dari kelas, tiba-tiba entah angin apa yang membuat sahabat saya Memey berkata,”eh cuy, tau gak motor mio yang kalau jobnya dipukul bisa bunyi kayak alaram kayak orang mau maling tu ha..!! nanti kalau misalnya ada, kita pukul ya jobnya biar bunyi, trus kita lari...ujarnya. Saya dan Anggi pun mengatakan,”siiipp, ok cuy...”. (sambil tertawa cengegesan gak jelas.. hahhaahhaha :D)
            Kami pun berjalan di sepanjang koridor kelas. tiba-tiba Memey yang begitu sangat cerewet teriak, “ hooi cuy, motor tu ada, saya berkata,”mana cuy.....??? tu ha......, ujar Memey. Kami pun sambil berjalan seperti orang tanpa dosa, lugu, dan seperti tidak tau apa-apa (sok polos kali ya.... :D) berjalan menuju motor mio yang bisa berbunyi itu, dan tiba-tiba (ploook.....ploookk...ploook) tangan tomboy Memey memukul dengan gaya separuh tomboy dan feminimnya (kebayang gak sih :D) dengan berdetak-detak seperti memukul gendang yang paling besar, tetapi tetap saja tidak berbunyi. (emang udah jahil banget kali ya... ehehhehe :D )
            Lalu Memey menyuruh Anggi, hal yang sama juga dirasakan Anggi, (gimana mau bunyi coba, Memey yang tomboy dan sedikit feminim aja tu motor gak bunyi, apalagi Anggi yang memukul, soalnya anggi cewek tulen alias feminim... :D.) akhirnya cara terakhir tanpa disuruh hanya dengan gesture (gerak tubuh) dari mata Memey yang tomboy :D saya pun memukul motor mio itu, dan apa yang terjadi....??? (alhasil tu motor bunyi, dengan pukulan saya yang begitu tenang seperti jurus kungfu panda kali ya... ehehheheh :D)
            (Plok......) Memey memukul punggung saya sambil berkata,”mantap kau Ma....., kok bisa Ma.. :D ujarnya. Sedetik kemudian kami segera berlari menjauh dari motor itu(udah ketakutan banget, lari terbirit-birit sambil cengegesan  :D.) dan menuju mushalla yang tidak seberapa jauh dari motor itu. sesampainya di mushalla, kami bertiga pun membuka sepatu, meletakkan mukenah, dan segera mengambil wudhu.
            Selesai mengambil wudhu kami pun shalat berjamaah (kebetulan udah iqomat). Shalat ashar pun telah selesai, saatnya kembali ke markas (alias kelas :D) sebelumnya kami memakai sepatu terlebih dahulu. lalu disela canda tawa kami, karena berhasil memukul motor mio alaram itu :D, saya pun berkata,”kita pukul lagi yuuk”. Sahabat-sahabat saya tercinta pun dengan senang hati menjawab ayukkkkk :D. Kami bertiga pun seperti orang tanpa dosa (polos banget :D) berjalan menuju motor mio itu, apalagi kelas kami memang harus melewati sederetan motor-motor yang terparkir sembarangan itu. dengan secepat kilat Memey segera menuju motor itu, dan...... (ploook......plooookkk...plooook) Memey dengan kesal berkata,” Ima.............. gak mau dia bunyi do.....” L) saya pun hanya bisa tersenyum menahan kelucuan dari sahabat saya tersebut. lalu Anggi pun tidak mau kalah, Anggi pun memukul (plooook............ploooooooooook) alhasilnya pun juga sama dengan Memey cuy...motor mio tersebut juga tidak mau berbunyi.
            Lalu saya memukul dengan sekali saja dengan jurus kungfu panda yang tenang (lucu juga ya kalau di bayangin kayak mana J.) (plooooooooooooooook, ternyata....!! berhasil dan berbunyi tu motor.) tiba-tiba ada salah satu guru dari kelas lain (masih jurusan Ips juga) melihat kami dari dalam ruangan kelas, dan dengan sedikit ketakutan kami bergegas berlari sebelum dituduh sebagai tersangka (pencurian kali ya....??? J loohh, bukannya kami iseng-iseng berhadiah cengegesan J  ehehehehehehe.) untung saja tidak ketahuan, ujar kami sambil berlari di sepanjang koridor menuju kelas. sesampainya di depan kelas kami bertiga pun tetap cengegesan tetapi tetap masuk ke dalam kelas dengan cara yang sopan. Serentak kami bertiga berkata,”Assalamualaikum”, kami pun masuk kedalam kelas dan menuju kursi masing-masing.
            Saat itu bu Tuti tersebut sedang membahas pelajaran, kami pun tetap cengegesan sambil membuka buku Lks Geografi yang dibahas tersebut. tiba-tiba (mungkin cengegesan kami udah keterlaluan kali ya... J.) kami bertiga pun di marahi oleh guru tersebut sambil berkata,”kenapa kalian tertawa!! baru masuk kelas langsung cengegesan, kalau tidak mau belajar dengan saya keluar saja kalian!!, ujranya seingat saya. Spontan, kami bertiga pun langsung mengulum cengegesan kami dalam hati, dan langsung terdiam dari tertawa kami tadi L. (sampai pelajaran sang guru tersebut berakhir J.

                                                                                                  Pekanbaru, 07 Agustus 2015

Related Post:

0 Komentar untuk "Plok-plok Hore karya Iklima Syafitri"

Back To Top