Bahasa dan Sastra Indonesia

Dialog Antara Nia dan Montir di Bengkel Sepeda Motor Karya Lanuari Abdan



            Di suatu daerah Indonesia yang bernama Bandung, ada seorang anak yang bernama Nia. Nama panjangnya Insomnia. Dia merupakan salah satu mahasiswa semester 12di salah satu Perguruan Tinggi Swasta.
Salah satu fakta menarik yang ada di Indonesia setelah Joko Widodo dilantik sebagai presiden adalah diadakannya pengalihan subsidi BBM,
sehingga berimplikasi naiknya harga BBM. Banyak masyarakat Indonesia yang merasa resah dengan adanya kebijakan ini. Bagi Nia, kebijakan seperti ini tidak perlu diambil pusing, karena jika harga BBM naik masih ada.... Whats up, line, twitter, sama facebook.
            Saat ini, harga premium berkisar Rp7.300,-/liter, harga pertamax plus Rp10.550,-/liter, harga pertamaxRp9.600,-/liter, harga pertamina dex Rp12.200,-/liter, harga solar/biosolar Rp9.200,-/liter, dan harga minyak tanah Rp 2.500,-/liter. Bagi rakyat jelata bin proletar, tentunya ini adalah harga yang cukup tinggi bagi pengguna roda dua dan empat. Sebagai seorang mahasiswa, kegiatan sehari-harinya ialah kuliah dengan menggunakan sepeda motor yang biasa diisi premium. Nia tau, saat ini harga premium cukup tinggi. Untuk menghemat pengeluarannya, dia mengisi bensin tidak lagi menggunakan premium, tapi menggunakan minyak tanah. Alhamdulillah hasilnya....Mencemaskan. Motornya rusak total.
            Hari ini kebetulan hari Minggu, Nia tentunya tidak kuliah. Motor yang rusak dia bawa ke bengkel motor. Nia menjelaskan kondisi motornya kepada montir:
            “Motor saya, kemarin sengaja saya isi pake minyak tanah, ternyata malah rusak. Mau diiisi pake premium mahal bang.” Nia berkata dengan polos.
            “Ya ampun neng, make motor ada aturannya. Enggak bisa seenaknya sendiri. Kalo motor diisi sembarang bahan bakar, bisa-bisa rusak mesinnya.”
            Si Montir mencoba membongkar beberapa bagian motor. Dia mulai memeriksa busi, dan entahlah apa namanya karena Nia sama sekali buta sama mesin motor. Yang dia tau, sebagai mahasiswa jurusan sastra Indonesia adalah puisi yang berjudul sayap-sayap patah merupakan ciptaan Kahlil Gibran. Hanya itu, tak lebih dan tak kurang. Karena sedikitnya pengetahuan hal-hal dikehidupan sehari-hari, maka tak heran jika dia memasukkan minyak tanah ke tangki motor.
            “Gimana bang? Motornya bisa dibenerin?”
            “Bentar neng, soalnya ini rusakanya agak parah. Harusnya tadi habis diisi minyak tanah jangan dinyalain, tapi dimatiin trus didorong sampe sini.”
            “Emang kenapa bang?”
            “Kalo enggak dinyalain kan berarti minyak tanah enggak nyebar ke seluruh mesin, jadi kerusakan bisa diminimalisir.”
            “Oh gitu. Saya enggak tau beneran. Seharusnya harga premium enggak naik, biar semua masyarakat enggak kesulitan. Presiden yang baru kebijakannya aneh dan tidak pro sama rakyat.” Nia mengeluh sama montir.
            “Namanya kebijakan ya gitu neng, ada yang setuju, ada yang enggak setuju. Lagi pula juga ada program presiden yang bagus. Misal adanya KIP, Kartu Indonesia Pintar, subsidi buat anak-anak miskin yang mau sekolah.KIS, Kartu Indonesia Sejahtera, subsidi buat keluarga yang kurang mampu dan patut disejahterakan. KKS, Kartu Keluarga Sejahtera, subsidi buat keluarga yang miskin. KPK, Komisi Pemberantasan Korupsi, buat pejabat yang menyelewengkan uang rakyat. Hehe.”
            “Abang bisa aja, KPK sih udah dari jaman SBY kali.”
            Abang montir hanya tersenyum.
“Sekali-kali bercanda neng, biar enggak kaku. Hehe.”
Nia berkomentar, “Para politikus itu pas kampanye sukanya obral janji. Pas udah jadi anggota dewan atau legislatif, mereka pura-pura lupa sama janjinya.”
“Ya gitu lah neng, kondisi politik di Indonesia. Caleg-caleg, kalo pas kampanye pasti bilang gini: ‘Bapak-bapak dan ibu-ibu, apabila anda semua memilih saya, maka saya akan meperbaiki jalan, jembatan dan infrastruktur yang lain. Yang lebih penting, saya akan memperbaiki.......wajah saya sendiri.”’ Ujarnya berapi-api.
Nia tertawa terpingkal-pingkal mendengar lelucon dari si montir.
“Neng, kalo abang punya kesempatan jadi caleg. Kampanye abang enggak akan muluk-muluk dan obral janji. Kampanye abang kaya gini: ‘Jika saya terpilih menjadi anggota dewan, maka kemiskinan, kebodohan, dan segala permasalahan bangsa akan hilang.....pada Hari Kiamat.”’ Abang montir berdiri sambil mengepalkan tangan kanan dan mengangkat tangannya.
Lawakan dari si montir membuat Nia tertawa sampai memegang perutnya. Tak disangka, makhluk yang sedang membetulkan motornya bisa membuat lelucon yang mungkin hampir mirip dengan pelawak di acara TV swasta. Setelah lelah tertawa, Nia menimpali:
“Anggota Dewan itu lucu bang, kita udah capek-capek milih. Pas udah dipilih kerjaannya cuma tidur pas rapat.”
“Ya bener neng, ntar kalo ada rakyat yang tanya: ‘Apa hasil rapat anggota dewan?’
Para Anggota Dewan yang rapat jawab: ‘Habis mimpi ketemu bidadari di surga.’”
“Terus Anggota Dewan pas mimpi dan ketemu bidadari pada nyanyi: ‘Kau bidadari, jatuh dari surga, di hadapanku. #Joget shuffle.”’ Nia menambahi.
“Era perpolitikkan demokrasi gini, pasti prinspinya: ‘Apa pun partainya, pastikan PHP hasilnya.’”
Tak disangka, satu jam berlalu. Sang montir dengan banyolannya mampu membuat Nia tertawa bahagia. Motor Nia yang tadinya rusak, kini dapat kembali berjalan. Walau rusaknya cukup parah, namun tidak perlu ada mesin yang harus diganti.
“Sebagai rakyat biasa nan jelata, kita hanya bisa berharap, suatu saat Indonesia bisa dapet pemimpin yang adil, jujur, bijaksana, dan merakyat. Makannya setiap ada pemilihan, baik itu pemilihan legislatif, umum, dan presiden, kita harus tau profil, kualitas, dan kapabilitasnya. Satu lagi yang penting, jangan golput. Karena golput itu perwujudan dari rasa nasionalis yang apatis.”
Pesan dari montir mengakhiri percakapan dan guyonan di bengkel, pada siang hari itu. Nia bergegas membayar uang ke kasir, petugas segera menghitung bagian motor mana saja yang diperbaiki. Sesudah itu, dia segera pulang. Hari ini dia mendapat pelajaran, ditengah kebobrokan politik saat ini kita harus terus berharap agar bisa mendapat pemimpin yang baik, sesuai dengan harapan dan cita-cita kita. Selain itu, Nia juga jadi tau, jika bahan bakar motor diisi minyak tanah, akan berakibat fatal. Mungkin suatu saat dia akan mengisi bahan bakar motor dengan menggunakan....air keras, dengan alasan penghematan. Tamat.
                                                                                                Banjarnegara, 25 Agustus 2015

Related Post:

0 Komentar untuk "Dialog Antara Nia dan Montir di Bengkel Sepeda Motor Karya Lanuari Abdan"

Back To Top