Bahasa dan Sastra Indonesia

Baru Juga Ketiduran Sekali Karya Qooimatul Amanah



Bler-bler-bler-bler.... (maksudku suara kipas angin, bisakah kau bayangkan suaranya jika kutulis seperti itu?)
Aku pastikan kipas angin itu tidak akan dimatikan. Selamanya. Begitu yang kupikirkan kala itu. Entah untuk siang itu, atau siang besok lusa, atau bahkan waktu siang di tahun-tahun ke depan. Karena sungguh kelasku yang posisinya langsung bertatapan dengan matahari itu nampak nyata bahwa kelasku memang benar-benar berani menantang
matahari.  Wow!! Kelamaan yaa ceritanya..baiklah aku berhenti membicarakan minggu-minggu kedepan. Jadi kalian cukup saja bayangkan suasana hari itu. Anggap saja hari itu kau juga ada disana menyaksikan semuanya (please! Bayangkan semuanya dengan sepenuh hati. Benar. Harus dengan sepenuh hati).
Siang itu pukul 13.30 tepatnya, mata pelajaran kedua setelah istirahat kedua. Dimana kondisi perut sebagian seisi kelas telah penuh terisi istirahat tadi. Jam-jam dimana meskipun kami baru melalui 45 menit pelajaran setelah istirahat tapi telah merindukan jam-jam pulang sekolah. Yap begitulah waktu, jika dinanti seolah ia enggan berjalan. Mungkinkah dia merangkak? Jam segitu kalian pasti juga tahu kan kalau panasnya Luarrr Biasaa? Maka jadilah kelasku hari itu bermalas-malasan melalui pelajaran terakhir. Oh yaa.. tidak tanggung-tanggung juga, ternyata pelajaran terakhir kali itu adalah sejarah. Kalian tahu sendirilah itu pelajaran kayak mana. Sebagai seorang pelajar aku tahu persis pelajaran satu itu terlihat sangat.. yap begitulah pokoknya. Ditambah lagi guru sejarah yang mengajar kelasku itu juga terkenal sangat-sangat baik.
Bagaimana tidak? Pas pelajaran sejarah kalau kau mau tidur, bisa! Mau ngobrol, bisa! (asal tidak sampai keras dan mengganggu penjelasan guru). Mau mondar-mandir keluar kelas, bisa juga! Syaratnya tidak boleh mengganggu! Alhasil seperti yang ku ceritakan tadi kelasku benar-benar kacau balau siang itu. Kulihat teman-teman yang sederet denganku sudah ada aktivitasnya sendiri-sendiri. Hmm.. tapi kan yang namanya setiap suatu kelas pasti ada dong spesies yang beda. Yap! Di kelasku juga ada yang seperti itu. Di saat teman-temannya tidur, ngobrol, baca novel, adalah dia sang juara kelas yang tentu saja seperti biasanya menyimak dengan saksama penjelasan dari semua guru tanpa terkecuali. Oh iya, lalu aku dimana kala itu? Aku juga di pojok belakang tentunya, tempat favoritku dan disana aku tidur dengan nyamannya.
Sudahkah tergambar di benakmu suasana kelasku saat itu? Begitu ruwet dan garing!
Gedebug!!
Tiba-tiba di tengah renungan aktivitas masing-masing tadi ada suara ‘gedebug’ sangat keras yang membangunkanku. Kupikir aku bermimpi jatuh atau apa. Eh ternyata suara tersebut berasal dari kursi baris paling depan. Saat kami serempak terperanjat dari suasana kaget tersebut, seorang yang sangat familiar wajahnya bangkit dari jatuhnya. Tersungging senyum-senyum aneh di wajahnya. Ternyata itu sang juara kelas, apakah gerangan yang terjadi padanya? Ku kira dia telah dikerjai teman-temanku. Seketika itu pula guruku mendekat.
“kenapa mbak? Sakit ya?” tanya beliau.
“nggak bu, tadi...” dia kembali tersenyum aneh.
“tadi kenapa mbak?” celetuk temanku yang paling belakang.
“tadi saya ketiduran sebentar, terus mimpi naik tangga tapi jatuh pas tangga ke tiga.” Jelasnya sambil senyam-senyum.
Mendengar jawaban sang juara kelas itu seisi kelas bersatu untuk bersorak-sorak. Sang juara di kelas ku kembali duduk sambil menahan malu. Kemudian guruku memberi nasehat. “makanya mbak kalau di kelas itu memperhatikan guru, bukanya malah tidur jadi malah jatuh kan!”
“woooo” seisi kelas kembali berseru sambil ikut senyam-senyum membuat sang juara kelas semakin malu. Dalam hati, kita semua punya pikiran yang sama. Betapa malang nasib juara kelas kita ini, baru juga ketiduran sekali bahkan baru sebentar tapi malunya keterusan sampai kelas berakhir bahkan mengakar sampai sekarang. Haha..
Lucu nggak sih? (tolong bilang aja kalau ini lucu) Karena ini kolom cerita lucu jadi paksakan dirimu untuk tertawa. Kalau kau coba baca dari berbagai sudut tetep sulit untuk menganggapnya lucu maka coba bayangkan aku(penulis) yang lucunya luarr biasa. Oh iya.. bayangin aja aku lagi sujud mohon-mohon supaya kamu(pembaca) ketawa. Please! Ketawa yaa..! dikit aja..!
Sukoharjo,05 agustus 2015
0 Komentar untuk "Baru Juga Ketiduran Sekali Karya Qooimatul Amanah"

Back To Top