Bler-bler-bler-bler.... (maksudku suara kipas angin, bisakah kau
bayangkan suaranya jika kutulis seperti itu?)
Aku pastikan kipas angin itu tidak akan dimatikan. Selamanya. Begitu
yang kupikirkan kala itu. Entah untuk siang itu, atau siang besok lusa, atau
bahkan waktu siang di tahun-tahun ke depan. Karena sungguh kelasku yang
posisinya langsung bertatapan dengan matahari itu nampak nyata bahwa kelasku
memang benar-benar berani menantang
matahari. Wow!! Kelamaan yaa ceritanya..baiklah aku
berhenti membicarakan minggu-minggu kedepan. Jadi kalian cukup saja bayangkan
suasana hari itu. Anggap saja hari itu kau juga ada disana menyaksikan semuanya
(please! Bayangkan semuanya dengan sepenuh hati. Benar. Harus dengan sepenuh
hati).
Siang itu pukul 13.30 tepatnya, mata pelajaran kedua setelah
istirahat kedua. Dimana kondisi perut sebagian seisi kelas telah penuh terisi
istirahat tadi. Jam-jam dimana meskipun kami baru melalui 45 menit pelajaran
setelah istirahat tapi telah merindukan jam-jam pulang sekolah. Yap begitulah
waktu, jika dinanti seolah ia enggan berjalan. Mungkinkah dia merangkak? Jam
segitu kalian pasti juga tahu kan kalau panasnya Luarrr Biasaa? Maka jadilah
kelasku hari itu bermalas-malasan melalui pelajaran terakhir. Oh yaa.. tidak
tanggung-tanggung juga, ternyata pelajaran terakhir kali itu adalah sejarah.
Kalian tahu sendirilah itu pelajaran kayak mana. Sebagai seorang pelajar aku
tahu persis pelajaran satu itu terlihat sangat.. yap begitulah pokoknya.
Ditambah lagi guru sejarah yang mengajar kelasku itu juga terkenal
sangat-sangat baik.
Bagaimana tidak? Pas pelajaran sejarah kalau kau mau tidur, bisa!
Mau ngobrol, bisa! (asal tidak sampai keras dan mengganggu penjelasan guru).
Mau mondar-mandir keluar kelas, bisa juga! Syaratnya tidak boleh mengganggu!
Alhasil seperti yang ku ceritakan tadi kelasku benar-benar kacau balau siang
itu. Kulihat teman-teman yang sederet denganku sudah ada aktivitasnya
sendiri-sendiri. Hmm.. tapi kan yang namanya setiap suatu kelas pasti ada dong
spesies yang beda. Yap! Di kelasku juga ada yang seperti itu. Di saat
teman-temannya tidur, ngobrol, baca novel, adalah dia sang juara kelas yang
tentu saja seperti biasanya menyimak dengan saksama penjelasan dari semua guru
tanpa terkecuali. Oh iya, lalu aku dimana kala itu? Aku juga di pojok belakang
tentunya, tempat favoritku dan disana aku tidur dengan nyamannya.
Sudahkah tergambar di benakmu suasana kelasku saat itu? Begitu
ruwet dan garing!
Gedebug!!
Tiba-tiba di tengah renungan aktivitas masing-masing tadi ada suara
‘gedebug’ sangat keras yang membangunkanku. Kupikir aku bermimpi jatuh atau
apa. Eh ternyata suara tersebut berasal dari kursi baris paling depan. Saat
kami serempak terperanjat dari suasana kaget tersebut, seorang yang sangat
familiar wajahnya bangkit dari jatuhnya. Tersungging senyum-senyum aneh di
wajahnya. Ternyata itu sang juara kelas, apakah gerangan yang terjadi padanya?
Ku kira dia telah dikerjai teman-temanku. Seketika itu pula guruku mendekat.
“kenapa mbak? Sakit ya?” tanya beliau.
“nggak bu, tadi...” dia kembali tersenyum aneh.
“tadi kenapa mbak?” celetuk temanku yang paling belakang.
“tadi saya ketiduran sebentar, terus mimpi naik tangga tapi jatuh
pas tangga ke tiga.” Jelasnya sambil senyam-senyum.
Mendengar jawaban sang juara kelas itu seisi kelas bersatu untuk
bersorak-sorak. Sang juara di kelas ku kembali duduk sambil menahan malu.
Kemudian guruku memberi nasehat. “makanya mbak kalau di kelas itu memperhatikan
guru, bukanya malah tidur jadi malah jatuh kan!”
“woooo” seisi kelas kembali berseru sambil ikut senyam-senyum
membuat sang juara kelas semakin malu. Dalam hati, kita semua punya pikiran
yang sama. Betapa malang nasib juara kelas kita ini, baru juga ketiduran sekali
bahkan baru sebentar tapi malunya keterusan sampai kelas berakhir bahkan
mengakar sampai sekarang. Haha..
Lucu nggak sih? (tolong bilang aja kalau ini lucu) Karena ini kolom
cerita lucu jadi paksakan dirimu untuk tertawa. Kalau kau coba baca dari
berbagai sudut tetep sulit untuk menganggapnya lucu maka coba bayangkan
aku(penulis) yang lucunya luarr biasa. Oh iya.. bayangin aja aku lagi sujud
mohon-mohon supaya kamu(pembaca) ketawa. Please! Ketawa yaa..! dikit aja..!
Sukoharjo,05 agustus 2015
0 Komentar untuk "Baru Juga Ketiduran Sekali Karya Qooimatul Amanah"