Bahasa dan Sastra Indonesia

PAK TEMON Karya Chikitha Setiawan


“Presentasi lagi, presentasi lagi,” batinku.
Aku yakin semua orang yang ada di ruangan ini juga berpikir seperti itu. Setiap kelas di sekolahan ini dipilih satu sampai lima siswa untuk mengikuti pelajaran tambahan. Dan biasanya yang dipilih adalah siswa-siswi yang mempunyai peringkat lima besar di kelasnya. Sayangnya. aku adalah salah satu dari mereka semua yang ada di ruangan ini. Aku memang ada di peringkat lima besar bahkan
sekarang aku berada di peringkat tiga besar. Tetapi, aku sama sekali tak tertarik dengan hal-hal seperti ini. Di rumah saja aku tak pernah belajar. Setiap datang ke sekolah aku hanya tidur, ngobrol, nongkrong, menunggu bel istirahat dan bel pulang sekolah. Terkadang aku juga bolos pelajaran dan nongrong di perpustakaan. Sekarang seharusnya aku sudah berada di rumah bukannya di ruangan ini.

Pak Temon pun datang dan membagikan buku pada kami. Pak Temon adalah guru TIK di sekolahanku. Dialah yang mempunyai ide seperti ini. Kita selalu disuruh untuk presentasi dan dalam beberapa menit disuruh untuk menghafal beberapa sub bab sampai satu bab. Buatku dan teman-temanku yang lain, mungkin mudah untuk menghafal kalimat-kalimat ini. Tetapi hampir setiap kali pertemuan kita hanya di suruh untuk presentasi. Dan ini sangat amat membosankan. Membaca, menghafalkan dan menerangkan. Hanya itu kegiatan yang kita lakukan. Sebenarnya nama guru TIK itu bukan Pak Temon, tetapi Pak Sugeng. Anak-anak di sekolahan selalu memanggilnya Pak Temon. Karena wajahnya yang mirip sekali dengan wajah artis dan komedian, Temon. Hehe..

Beberapa anak sedang serius menghafalkan. Tetapi tak sedikit yang mengobrol, tidur dan bermain handphone. Sebenarnya aku memilih untuk tidur. Tetapi, tidak untuk hari ini. Di presentasi hari ini kita harus menyebutkan nama dan nama guru pembimbing, yaitu Pak Temon. Eh.. maksudnya Pak Sugeng. Dan itu dia masalahnya, aku dapat mengahafalkan semuanya tetapi tidak untuk nama orang. Aku hanya dapat menghafalkan nama panggilan bukan nama asli seseorang. Jadi di saat orang lain sibuk menghafalkan pelajaran, mendengarkan siswa yang sedang presentasi dan menunggu namanya di panggil. Hanya aku satu-satunya siswa yang menghafalkan nama gurunya sendiri.

“Pak Temon tu nama aslinya siapa?” berulang kali aku bertanya pada teman yang duduk di dekatku.
Dan berulang kali juga dia menjawab “Pak Sugeng,”
Hampir satu jam aku hanya menghafalkan nama itu. “Pak Sugeng, Pak Sugeng, Pak Sugeng. PAK SUGENG!!!”
“Angel,” dan pada akhirnya namaku di panggil untuk presentasi di depan semua siswa termasuk Pak Temon. Baru kali ini aku merasa gugup untuk presentasi. Akhirnya aku maju ke depan dan memulai untuk presentasi.
“Nama saya Angelica Putri Dewi. Dan guru pembimbing saya Pak Temon. Saya akan…”
“hahaha.. hahaha..” tiba-tiba semuanya tertawa.
Aku diam dan melihat seluruh ruangan termasuk Pak Temon. Semua mata tertuju padaku termasuk Pak Temon yang menatapku tajam. Dan aku baru tersadar jika barusan aku berkata “Pak Temon!!” bahkan sekarang pun aku sudah lupa siapa nama asli dari Pak Temon. Aku pun hanya diam dan tersenyum karena malu.

Related Post:

0 Komentar untuk "PAK TEMON Karya Chikitha Setiawan"

Back To Top